Pengkotbah 1:12-18 | Pdt. Paulus Surya
The Vanity of Wisdom (Listen)
12 I the Preacher have been king over Israel in Jerusalem. 13 And I applied my heart to seek and to search out by wisdom all that is done under heaven. It is an unhappy business that God has given to the children of man to be busy with. 14 I have seen everything that is done under the sun, and behold, all is vanity and a striving after wind.
15 What is crooked cannot be made straight,
and what is lacking cannot be counted.
16 I said in my heart, “I have acquired great wisdom, surpassing all who were over Jerusalem before me, and my heart has had great experience of wisdom and knowledge.” 17 And I applied my heart to know wisdom and to know madness and folly. I perceived that this also is but a striving after wind.
18 For in much wisdom is much vexation,
and he who increases knowledge increases sorrow.
Bagian ini pada dasarnya mengajarkan bahwa saat kita melakukan pengejaran hikmat di bawah matahari, maka kita akan mendapati bahwa semuanya itu sia-sia dan usaha menjaring angin. Mengapa demikian?
Hikmat di bawah matahari tidak dapat mengatasi dosa dan akibatnya (ayat 12-15)
Dalam pengejaran hikmat, raja Solomo menyimpulkan bahwa, “Yang bongkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung.” Istilah “bongkok” menunjuk pada keadaan manusia berdosa yang akibatnya adalah hukuman Allah. Istilah “yang tidak ada” lebih tepat terjemahan bahasa Inggrisnya yaitu, “what is lacking”. Ini menunjuk pada apa yang kurang, yang tidak memenuhi standar Allah. Hanya hikmat “di atas matahari” yaitu diri Yesus Kristus yang sanggup menyelesaikan dosa dan akibatnya (lihat 1 Korintus 1:24, 30; Galatia 3:13).
Hikmat di bawah matahari tidak dapat mengatasi penderitaan hidup (ayat 16-18)
Dalam pengejaran hikmat, raja Salomo menyimpulkan juga bahwa, “Di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.” Kenyataan ini dapat kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang tahu banyak hal dan pandai tetapi hidup tidak bahagia bahkan banyak yang bunuh diri. Hanya orang yang percaya kepada Sang Hikmat, yaitu mereka yang percaya kepada Pribadi “di atas matahari” dapat mengatasi penderitaan. Memang dalam Yesus bukan berarti kita tidak ada penderitaan, tetapi Ia selalu menyertai supaya kita dapat hidup berkemenangan, termasuk terhadap kenyataan akan kematian (lihat Ibrani 4:15; Matius 11:28; 1 Korintus 15:56-57).
Ringkasan kotbah Pdt. Paulus Surya, 11 Desember 2022